Assalamualaikum Wr.Wb
Kali ini kita akan membahas tentang Pewayangan. Sebelumnya Apa itu Wayang ??? Mungkin banyak dari kita yang sudah mengenal seni wayang. Wayang merupakan seni tradisional khususnya di sekitar Pulau Jawa. Seni Wayang itu sendiri memiliki beberapa jenis seperti Wayang Wong ( Wayang Orang ), Wayang Golek ( Boneka ), Serta Wayang Kulit. Dalam setiap pagelarannya seni wayang khususnya wayang kulit berisi beberapa Pesan Kehidupan yang sering dirangkai Dalang dalam beberapa humor sehingga mudah dicerna oleh kalangan masyarakat.
Mungkin beberapa masyarakat umum berpendapat pencipta wayang kulit adalah Sunan Kalijaga tapi semua itu salah besar. Karena sebenarnya wayang kulit sudah ada sejak zaman sebelum Hindu Budha menyebar di tanah jawa. Dikala itu masyarakat jawa masih memegang teguh kepercayaan DHARMO GANDHUL ( Ajaran yang biasa disebut oleh orang barat dengan Animisme dan Dinamisme ) yaitu kepercayaan kepada ruh leluhur yang sudah mati.
Dulu bentuk wayang menyerupai makhluk hidup dengan wajah yang hampir disamakan persis dengan aslinya. Ketika ajaran Hindu Budha datang ke tanah jawa Seni wayang inilah yg digunakan untuk memperkenalkan ajaran mereka dengan mengubah jalan cerita yang sebelumnya bercerita kehidupan di tanah jawa menjadi kehidupan di tanah india tami disesuaikan dengan kondisi masyarakat jawa serta pembentukan karakter baru yaitu Dewa Dewi Hindu.
Setelah islam menginjak tanah jawa perubahan pada seni wayang pun terjadi lagi yg dulunya mirip makhluk hidup pun sedikit diubah rupanya, pengubahan pengaturan yang dulunya BETHARA / BETHARI ( Dewa & Dewi ) dianggap tuhan diubah menjadi utusan tuhan, penamaan pelakon wayang menjadi DALANG yang berasal dari baha Arab " Dalla " atau menunjukkan yang berarti setiap manusia harus menunjukkan suatu kebenaran tanpa ada suatu dusta apapun didalamnya dan penambahan 4 karakter ( PUNAKAWAN ) yg menyelipkan pesan penting kehidupan yg menganut unsur keislaman. Punakawan berasal dari 2 kata yaitu PUNA / FANA yang berarti susah dan KAWAN yang berarti teman. dengan kata lain PUNAKAWAN adalah teman yang selalu ada disaat susah.
Semar digambarkan seorang tua yang menunduk, tangan yg selalu menunjuk ke depan serta memiliki pantat yg besar karena dikisahkan dulu semar yg sebelumnya dewa bernama Sang Hyang Ismaya berduel dengan Sang Hyang Antiga ( Togog ) karena keduanya ingin menunjukkan siapa yang paling sakti.
Demi melerai keduanya yg telah membuat gempar Alam Maya dan Alam Nyata Sang Hyang Tunggal ( Ayah dari keduanya ) pun membuat sayembara " Barang siapa dari keduanya yg bisa menelan dan memuntahkan kembali gunung Jamurdipa maka dialah dianggap yang paling sakti dan berhak menduduki singgasana Kahyangan Suralaya.
Keduanya menerima sayembara itu Sang Hyang Antiga yg pertama memulainya, Ia pun bertiwikrama menjadi berhala sewu hingga tubuhnya melebihi gunung. Gunung pun dicabut dan ia pun melahapnya tapu ia sedikit kesusahan menelannya tapi karena nafsunya yg besar ia pun memaksakannya hingga mulutnya robek dan matanya gelap sehingga gunung itu pun keluar dari mulutnya hingga akhirnya menjadi Togog Wijomantri. " Kegedhen Empyak Kurang Cagak " Terlalu besar keinginan tetapi kurang perhitungan.
Melihat hal ini Sang Hyang Ismaya pun langsung bertiwikrama menjadi berhala sewu namun lebih besar dari Sang Hyang Antiga yang tingginya melebihi 7 kali Gunung Himalaya. Ia pun mengambil gunung tadi lalu menelannya akan tetapi ia kesusahan untuk memuntahkannya hingga gunung tersebut tersangkut di pantatnya hingga ia menjadi Bungkuk dan bertubuh gemuk dengan pantat yang besar dan menjadi Semar Badrayana.
Nama Semar diambil Sunan Kalijaga dari bahasa Arab "Simaar" yang berarti paku, dalam hal ini setiap muslim harus punya iman yang kuat seperti paku yang tertancap. Nama semar juga bisa diartikan " Samara " atau bergegas, yang berarti setiap manusia harus menjadi seorang yang dislipin dan menyegerakan suatu kebaikan.
Tangan yg menunjuk mempunyai filosofi jangan pernah menunjuk seseorang apabila kita bisa melakukannya sendiri serta jangan pernah menunjukkan sesuatu yang menjadi kelebihan kita terhadap orang lain. Badan yang bungkuk mengajarkan kita bagaimana menjadi seseorang yang selalu rendah hati dan sopan santun di hadapan orang lain sebagaimana watak orang jawa zaman dulu.
Petruk digambarkan sebagai seorang yang kurus dan memiliki hidung yang panjang. Di dalam pewayangan Petruk disebutkan sebagi anak dari Gandarwa / Genderuwo ( Bangsa Jin ) di launtan yang bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Panyukilan tapi karena perang tanding dengan Bambang Sukodadi ( Gareng ) ia pun memiliki wajah yang sedikit lebih tua dan menjadi Petruk.
Petruk dikisahkan memilki watak senang bersenda gurau baik dari segi ucapan ataupun kelakuan. dan selalu menghibur Punakawan yang lain ketika suasana sedih. Nama Petruk sendiri diambilkan dari bahasa Arab Fat-ruuk yang berarti meninggalkan. dalam hal ini sunan kalijaga menyelipkan sebuah pesan agama yaitu " Tinggalkanlah Sesembahan Selain Allah ".Tubuhnya yang kurus mengajarkan kita bagiamana kita memiliki sifat Qana'ah " Nrimo Ing Pandum "(menerima apa adanya )
Gareng memiliki perawakan tubuh yang hitam dan memiliki kaki yang pincang. hal ini merupakan filosofi seorang manusia yang senantiasa behati-hati dikala bertindak. dan ia juga digambarkan memiliki tangan yang patah hal ini merupakan filosofi seorang manusia yang tidak mau mengambil hak orang lain.
Dalam suatu kisah pewayangaan gareng memiliki nama asli Bambang Sukodadi dan pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan Gelar Prabu Pragola dari Padepokan Bluktiba. Ia sangat sakti namun sombong sehingga selalu menantang duel setiap ksatria yang ia temui. Suatu hari ia bertemu dengan Bambang Panyukilan ( Petruk ) karena suatu kesalah pahaman mereka pun berduel. duel itu berlangsung lama kesaktian mereka seimbang hingga akhirnya mereka berdua dipisahkan oleh Semar dalam bentuk Jangganan Samara Anta.
Keduanya pun diberi nasehat oleh semar karena kekagumannya keduannya meminta diangkat anak oleh Semar yang saat itu berwujud Lurah Karang Kedampel. Semar pun menyetujuinya tapi ia mengajukan syarat agar keduanya mau menemaninya menjadi pamong ksatria luhur ( Pandawa ). Akhirnya keduanya pun diangkat anak oleh semar dengan gareng sebagai putra sulung.
Bagong dikisahkan memiliki perawakan yang sama semerti semar namun lebih kecil dan bulat. Dalam salah satu versi kisahnya bagong bukanlah anak kandung dari semar. Dikisah setelah Semar dan Togog turun ke Alam nyata mereka berdua mengajukan permohonan kepada Sang Hyang Tunggal untuk memberi mereka teman supaya tidak kesepian.
Sang Hyang Tunggal pun bertanya kepada mereka " Sopo To Abisatya Kang Sejati Soko Ragane Janma ??? " ( Siapa teman sejati dari manusia ? ) Togog menjawab Hasrat maka Sang Hyang Tunggal pun menciptakan seorang yang akan menjadi teman Togog dari hasratnya yg diberi nama Bilung. Dan Semar pun menjawab Bayangan. Maka terciptalah seorang manusia dari bayangan Semar yang Diberi Nama Bagong.
Nama Bagong Sendiri berasal dari bahasa Arab " Baghaa " yang berarti Berontak memiliki filosofi seorang muslim harus memberontak atau melawan jika terjadi sbuah kedzaliman didepan matanya. Bagong tercipta dari bayangan hal ini berfilosofi " Ajine Menungso Urip Soko Ayange Dewe " setiap harga diri manusia berdasarkan apa yang telah ia perbuat dan " Sawangen Ayange Raga Sakdurunge Ayange Konco " lihat kelakuanmu sendiri sebelum mengkritik kelakuan orang lain.
Mungkin itu saja sedikit pembahasan saya mengenai Pewayangan Sunan Kalijaga. Bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf yanng sebesar-besarnya karena diri ini cuma manusia biasa yang ingin berbagi ilmu.
Petruk dikisahkan memilki watak senang bersenda gurau baik dari segi ucapan ataupun kelakuan. dan selalu menghibur Punakawan yang lain ketika suasana sedih. Nama Petruk sendiri diambilkan dari bahasa Arab Fat-ruuk yang berarti meninggalkan. dalam hal ini sunan kalijaga menyelipkan sebuah pesan agama yaitu " Tinggalkanlah Sesembahan Selain Allah ".Tubuhnya yang kurus mengajarkan kita bagiamana kita memiliki sifat Qana'ah " Nrimo Ing Pandum "(menerima apa adanya )
GARENG
Dalam suatu kisah pewayangaan gareng memiliki nama asli Bambang Sukodadi dan pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan Gelar Prabu Pragola dari Padepokan Bluktiba. Ia sangat sakti namun sombong sehingga selalu menantang duel setiap ksatria yang ia temui. Suatu hari ia bertemu dengan Bambang Panyukilan ( Petruk ) karena suatu kesalah pahaman mereka pun berduel. duel itu berlangsung lama kesaktian mereka seimbang hingga akhirnya mereka berdua dipisahkan oleh Semar dalam bentuk Jangganan Samara Anta.
Keduanya pun diberi nasehat oleh semar karena kekagumannya keduannya meminta diangkat anak oleh Semar yang saat itu berwujud Lurah Karang Kedampel. Semar pun menyetujuinya tapi ia mengajukan syarat agar keduanya mau menemaninya menjadi pamong ksatria luhur ( Pandawa ). Akhirnya keduanya pun diangkat anak oleh semar dengan gareng sebagai putra sulung.
BAGONG
Sang Hyang Tunggal pun bertanya kepada mereka " Sopo To Abisatya Kang Sejati Soko Ragane Janma ??? " ( Siapa teman sejati dari manusia ? ) Togog menjawab Hasrat maka Sang Hyang Tunggal pun menciptakan seorang yang akan menjadi teman Togog dari hasratnya yg diberi nama Bilung. Dan Semar pun menjawab Bayangan. Maka terciptalah seorang manusia dari bayangan Semar yang Diberi Nama Bagong.
Nama Bagong Sendiri berasal dari bahasa Arab " Baghaa " yang berarti Berontak memiliki filosofi seorang muslim harus memberontak atau melawan jika terjadi sbuah kedzaliman didepan matanya. Bagong tercipta dari bayangan hal ini berfilosofi " Ajine Menungso Urip Soko Ayange Dewe " setiap harga diri manusia berdasarkan apa yang telah ia perbuat dan " Sawangen Ayange Raga Sakdurunge Ayange Konco " lihat kelakuanmu sendiri sebelum mengkritik kelakuan orang lain.
Mungkin itu saja sedikit pembahasan saya mengenai Pewayangan Sunan Kalijaga. Bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf yanng sebesar-besarnya karena diri ini cuma manusia biasa yang ingin berbagi ilmu.
0 comments: