Assalamualaikum Wr.Wb
Mungkin banyak dari kita sudah tau atau bahkan menyimpan benda ini. Keris merupakan senjata pada zaman dahulu sebagai pegangan para raja, ksatria, bahkan seorang Pandito ( Brahmana ).Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi ilmu mengenai filosofi bagian-bagian dari keris Dalam Penyebarannya keris menjurus ke beberapa wilayah nusantara seperti Jawa, Sumatra, bahkan Kalimantan.
Beberapa ahli Tosan Aji mengelompokkan keris sebagai senjata tikam. Sehingga bagian terpenting dari suatu keris adalah Wilahan ( Bilah ) atau dalam bahasa umumnya disebut mata pisau. Tapi karena dilengkapi dengan Warangka dan pegangan serta ukiran, maka kesatuan seluruhnya itulah yang disebut keris.
*** Bagian- Bagian Keris ***
1. Angkup
- Makna Leksikal
Makna angkup menurut Poerwadarminta (1939: 16) adalah bungkus dari buah atau bunga pada waktu masih kuncup. Sedangkan makna angkup yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka yang berbentuk melengkung ke dalam. Jika dipasangi ukiran maka bagian ini adalah bagian yang dekat dengan ukiran.
- Makna Kultural
Manusia itu harus andhap asor, yaitu berlaku rendah hati
kepada sesama manusia. Sedangkan kepada Tuhan harus bersikap tawakal.
Selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan. (Arifin, 2006: 328).
2. Latha
- Makna Leksikal
Makna latha menurut Poerwadarminta (1939 : 263) adalah:
- Lekukan yang ada di dagu
- Tumbuhan yang merambat
Sedangkan makna latha yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka yang terletak dekat dengan ri cangkring. Berbentuk seperti sebuah cekungan.
- Makna Kultural
Latha berhubungan dengan kata dilatha yang berarti
wajah pengantin yang dihiasi. Hal ini bermakna, manusia harus dihiasi
dengan tindak-tindak yang menyenangkan jika ingin memperoleh kebahagiaan
di dunia dan di akhirat.
3. Patra
- Makna Leksikal
Makna patra menurut Poerwadarminta (1939 : 477) adalah:
- Daun
- Surat
Sedangkan makna patra
yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ukiran yang berupa
cekungan-cekungan yang teratur berbentuk semacam guratan-guratan yang
berpola yang terletak di bagian sudut yang melengkung sebelah atas dan
bagian yang dekat dengan cembungan di bagian bawah.
- Makna Kultural
Patra merupakan perlambangan dari kawula ‘hamba’ dan Gusti ‘Tuhan’. Gusti dilambangkan oleh ukiran yang ada di bagian kepala, sedangkan kawula dilambangkan pada ukiran yang berada di bagian bawah dekat dengan cembungan. Persatuan antara kawula dan Gusti
mewujudkan manusia yang ideal. Manusia yang bisa menjadi contoh bagi
manusia lain. Karena sifat-sifat ketuhanan yang telah melekat pada
dirinya. Hal seperti inilah yang hendaknya dituju oleh semua manusia.
4. Mendhak
- Makna Leksikal
Makna mendhak menurut Poerwadarminta (1939 : 307) adalah:
- Agak menunduk sebagai tanda penghormatan
- Agak turun, agak ambles, berkurang
Sedangkan makna mendhak yang berkaitan dengan keris adalah cincin keris atau bagian yang melingkari pesi di antara ganja dan ukiran.
- Makna Kultural
Mendhak memiliki makna bahwa manusia harus berusaha untuk menundukkan diri pribadi agar dapat menjadi manusia yang sempurna. Mendhak berarti merendahkan diri (Lumintu, 2004: 26).
5. Gandar
- Makna Leksikal
Makna gandar menurut Poerwadarminta (1939: 130) adalah:
- Kayu sarung dari keris
- Sifat atau bentuk yang baik.
Poerwadarminta
telah menyebutkan secara eksplisit tentang makna gandar yang langsung berkaitan dengan keris. Namun, perlu kiranya untuk dilengkapi lagi. Gandar adalah bagian dari warangka yang berfungsi sebagai pelindung bilah keris secara langsung. Gandar merupakan suatu selongsong dari kayu lurus di bawah bentuk perahu dari warangka.
- Makna Kultural
Gandar adalah perlambangan dari bentuk dedeg pangadeg (bangun suatu badan), sebagai suatau keadaan yang sudah pinasthi, ditentukan bagi masing-masing manusia (Arifin, 2006: 328)
6. Pendhok
- Makna Leksikal
Makna pendhok menurut Poerwadarminta (1939 : 484) adalah selubung gandar keris yang terbuat dari perak, emas dan lain sebagainya.
- Makna Kultural
Suatu pesan moral terhadap manusia, yang mengandung makna ingkang andhok tata kramanireki atau
yang jelas sikap sopan santunnya (Arifin. 2006: 328). Manusia harus
bisa bersopan santun jika ingin dihargai oleh orang lain.
7. Bungkul
- Makna Leksikal
Makna bungkul menurut Poerwadarminta (1939: 54) adalah:
- Bagian yang menggelembung kecil pada tongkat atau pegangan payung
- Alat bantu hitung untuk bawang atau kapas
Sedangkan makna bungkul yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ganja. Berbentuk membulat.
- Makna Kultural
Bungkul merupakan perlambangan tekad yang bulat dan pasti.
Ketika sesorang telah memiliki cita-cita, maka sudah sewajarnya jika
cita-cita tersebut diusahakan untuk dicapai dengan suatu tekad yang
bulat serta mantap.
8. Gandhik
- Makna Leksikal
Makna gandhik menurut Poerwadarminta (1939: 131) adalah:
- Batu yang berbentuk silinder yang dipakai untuk menggerus sesuatu
- Perjodohan untuk kucing
Sedangkan makna gandhik yang berkaitan dengan keris adalah besi yang menggemuk dan tebal di bagian muka keris. Gandhik merupakan tempat kembang kacang, jalen, dan lambe gajah.
- Makna Kultural
Gandhik melambangkan kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta.
Manusia diharapkan membaktikan dan menyerahkan dirinya hanya kepada
Tuhan. Bukan kepada benda-benda yang ada dunia. Sebab Tuhan telah
mengetahui apa yang terbaik bagi manusia.
9. Ganja
- Makna Leksikal
Makna ganja menurut Poerwadarminta (1939: 130) adalah:
- Dasar pesi keris yang lekat dengan bilah
- Penyangga di ujung pilar
Poerwadarminta telah menerangkan ganja
yang berkaitan dengan keris. Namun, perlu kiranya untuk ditambahkan
lagi maknanya menjadi bagian pangkal, dasar, atau alas dari sebuah
kerangka bangun suatu bilah keris, yang secara fisik terlihat bagaikan
kerangka bawah yang berfungsi sebagai pilar dasar dari bilah keris, yang
bentuknya lebih melebar ke depan dan ke belakang untuk memberi
perlindungan kepada tangan si pemegang keris.
- Makna Kultural
Ganja adalah perlambangan dari wanita, sedangkan perlambangan pria adalah pesi. Penyatuan antara ganja dan pesi
yang membentuk kesatuan keris secara utuh melambangkan proses kelahiran
manusia yang memerlukan pria dan wanita untuk dapat menjadi manusia.
10. Greneng
- Makna Leksikal
Makna greneng menurut Poerwadarminta (1939 : 162) adalah:
- Sesuatu yang mirip seperti kaitan kecil
- Bentuk yang seperti gigi pada hiasan
Sedangkan makna greneng yang berkaitan dengan keris adalah ornamen berbentuk huruf Jawa dha yang berderet dan letaknya di bagian bawah ujung ganja, dan sering dibuat rangkap sehingga terletak sampai ujung bilah keris.
- Makna Kultural
Greneng merupakan perlambangan dari dada. Karena di dalam greneng terdapat beberapa bentuk ornamen berbentuk huruf Jawa dha. Sehingga terdapat bacaan dhadha
atau dada dalam bahasa Indonesia. Kaitannya dengan keris, dada
merupakan perlambangan dari kejujuran. Tanpa kejujuran maka manusia
pasti akan menemui kecelekaan dalam hidupnya.
11. Janur
- Makna Leksikal
Makna janur menurut Poerwadarminta (1939 : 80) adalah daun kelapa yang masih muda, sedangkan makna janur yang berkaitan dengan keris adalah bentuk yang menyerupai lidi yang berada di antara sogokan.
- Makna Kultural
Janur adalah daun kelapa yang masih muda. Lemes. Istilah
perkerisan memaknai hal tersebut sebagai watak yang luwes. Manusia
diharapkan memiliki watak yang luwes, tidak kaku dan suka bermusyawarah.
12. Landhep
- Makna Leksikal
Makna landhep menurut Poerwadarminta (1939 : 259) adalah:
- Tidak tumpul
- Mudah mengerti
- Perkataan yang menyakitkan hati
Sedangkan makna landhep yang berhubungan dengan keris adalah bagian keris yang tajam di sisi samping
- Makna Kultural
Bagian sisi keris yang tajam melambangkan penyembahan kepada Tuhan
secara lahir dan batin. Dua sisi tersebut (lahir dan batin) dilambangkan
pada dua sisi yang tajam pada bilah keris. Penyembahan kepada Tuhan
harus dilakukan dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai hanya lahir saja
tapi batin tidak ikut, begitu juga sebaliknya. Lahir tanpa batin seperti
orang munafik. Sedangkan batin saja tanpa lahir seperti orang yang
kurang sempurna.
13. Wedidang
- Makna Leksikal
Makna wedidang menurut Poerwadarminta (1939 : 659) adalah:
- Diantara lutut dan telapak kaki
- Otot pada tumit
Sedangkan makna wedidang yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari bilah keris bagian bawah yang berada di atas greneng. Bagian ini merupakan bagian belakang dari sebuah keris.
- Makna kultural
Makna wedidang secara kultural ternyata memiliki makna yang sama dengan buntut urang
yaitu kita harus mengikuti nasihat guru. Manusia yang sedang menuntut
ilmu hendaknya selalu mengikuti nasihat guru dan patuh kepadanya. Sebab,
apapun yang dikatakan oleh guru pasti untuk kebaikan sang murid. Jadi,
jika ingin sukses maka patuh pada nasihat guru harus dilaksanakan.
14. Pesi
- Makna Leksikal
Makna pesi menurut Poerwadarminta (1939 : 488) adalah:
- Tonjolan dari pisau atau keris yang masuk pada bagian pegangan
- Burung
Secara lebih rinci makna pesi yang berkaitan dengan
keris adalah besi yang bundar dan memanjang antara lima sentimeter
hingga delapan sentimeter yang menjadi tangkai keris yang masuk ke dalam
pegangan atau ukiran.
- Makna Kultural
Pesi merupakan lambang pria, sebagai lawan dari ganja
yang merupakan lambang wanita. Persatuan antara pria dan wanita (pesi
dan ganja) telah melahirkan suatu makhluk yang disebut dengan manusia.
Jadi dua jenis manusia itu adalah suatu keniscayaan yang harus ada demi
berlangsungnya kehidupan.
15. Panetes
- Makna Leksikal
Panetes berasal dari kata dasar tetes yang bermakna:
- Kebal
- Bentuk krama inggil dari berkhitan
- Tindik
- Pas, Persis Sama
- Nyata (Poerwadarminta, 1939 : 604)
Awalan pa- biasa membentuk kata benda. Panetes adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang. Sedangkan makna panetes yang berkaitan dengan keris adalah bagian bilah keris yang paling ujung atas.
- Makna kultural
Panetes merupakan bagian yang tajam pada keris di bagian
ujung. Merupakan wujud dari penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bagian yang tajam berarti ketika menyembah Tuhan, harus dilandasi dengan
ketajaman atau kesungguhan. Penyembahan hanya dilkukan kepada Tuhan.
16. Godhongan
- Makna Leksikal
Menurut Poerwadarminta (1939: 158) godhong adalah:
- Bagian dari tumbuh-tumbuhan yang berwujud lembaran hijau dengan pegangan
- Penutup dari jendela atau pintu
- Bagian dari sesuatu yang bersifat melebar
Akhiran -an biasanya membentuk makna sesuatu yang bersifat seperti. Maka, godhongan dapat kita maknai sebagai sesuatu yang bersifat seperti daun. Sedangkan makna godhongan yang berkaitan dengan keris adalah bagian warangka yang terlihat melebar dan tipis seperti daun.
- Makna Kultural
Godhongan merupakan suatu perlambang tentang keadaan jiwa manusia yang merupakan loro-loroning atunggal, antara Gusti dan kawula, sehingga harus merupakan satu abipraya atau satu tekad, kehendak, dan niat (Arifin, 2006: 328).
17. Ukiran
- Makna Leksikal
Ukiran berasal dari kata dasar ukir yang bermakna:
- Gunung
- Menatah kayu dengan bentuk tanaman (Poerwadarminta, 1939 : 437).
Akhiran -an membentuk kata benda atau hasil dari proses. Sehingga ukiran bermakna sebagai hasil dari barang yang telah diukir. Kaitannya dengan keris ukiran bermakna sebagai bagian dari perabot keris tempat pegangan bilah keris dalam keadaan terhunus dan tempat memasukkan pesi keris.
- Makna Kultural
Ukiran menandakan bahwa Tuhan adalah Maha Luhur selalu
melebihi apa saja yang diunggulkan. Hal ini tidak boleh dipungkiri.
(Lumintu, 2004: 26).
18. Wilahan
- Makna Leksikal
Wilahan bersal dari kata dasar wilah yang berarti:
- Potongan bambu
- Besi dari keris
- Bagian dari gender, saron, atau gambang yang ditabuh (Poerwadarminta, 1939 : 663).
Akhiran -an membentuk kata benda. Secara tersurat Poerwadarminta telah menyebutkan makna wilahan yang berkaitan dengan keris seperti di atas. Lebih lengkapnya wilahan adalah bagian terbesar dari wujud bilah keris itu sendiri, tempat sebagian besar detail keris berada, terletak di atas ganja.
- Makna Kultural
Wilahan merupakan lambang penyembahan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Suatu penyembahan yang dilandasi oleh tiga ketajaman, yaitu
tajam di ujung (panetes) dan tajam di kedua sisi (landhep).
Tajam diujung berarti hanya menyembah satu Tuhan sedangkan tajam di
sisi merupakan perlambangan bahwa penyembahan kepada Tuhan harus dengan
lahir dan batin. Menyembah satu Tuhan dengan perwujudan lahir dan batin
akan membawa dampak yang luar biasa bagi manusia. Dampak yang terjadi
adalah manusia akan memperoleh ketenangan. Baik ketenangan lahir maupun
ketenangan batin. Kedua hal tersebut nantinya akan dapat menjadi modal
dasar untuk membentuk kehidupan manusia dengan lebih baik. Tidak ada
lagi permusuhan di antara manusia karena yang dituju hanyalah kedamaian
dan keselarasan dengan Tuhan dan manusia.
19. Blumbangan
- Makna Leksikal :
Makna blumbangan menurut Poerwadarminta (1939: 50) adalah iket atau kemben yang hiasan batiknya hanya ada di tepi kain, sedangkan makna blumbangan yang berkaitan dengan keris adalah bagian yang cekung di belakang gandhik.
- Makna Kultural :
Manusia diharapkan mampu untuk menampung berbagai macam persoalan.
Ketika banyak sekali masalah yang dihadapi, maka tidak serta merta
berputus asa dan menyerahkan semuanya kepada keadaan. Tapi yang
dilakukan adalah bersabar serta menyerahkan semua urusan kepada Tuhan.
Namun tetap harus ada usaha untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
20. Sogokan
- Makna Leksikal
Makna sogok menurut Poerwadarminta (1939 : 578) adalah:
- Segala sesuatu yang agak panjang digunakan untuk mengorek
- Kunci
- Bengis
Akhiran -an membentuk kata benda, sehingga sogokan adalah alat yang digunakan untuk mengorek (menyogok), sedangkan makna sogokan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang membujur seperti parit, memanjang terletak di depan dan di belakang janur.
- Makna Kultural
Sogokan berbentuk alur yang mengarah ke atas seakan mendesak bilah.
Hal ini melambangkan manusia hendaknya selalu berusaha untuk mencari
tahu tentang ilmu. Karena ilmu itu begitu luas dan tidak ada habisnya,
maka kita harus selalu dengan tekun untuk menuntut ilmu.
21. Sraweyan
- Makna Leksikal
Makna sraweyan menurut Poerwadarminta (1939 : 581) adalah:
- Terlihat berumbai-rumbai
- Bergerak-gerak tangannya melambai
Sedangkan makna sraweyan yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang bentuknya tebalan melandai yang terletak di belakang sogokan paling belakang sampai ke greneng.
- Makna Kultural
Sraweyan dikatakan sebagai orang yang suka usil mencari-cari
cacat atau kekurangan orang. Hal ini mengingatkan manusia agar tidak
mencari keslahan atau cacat orang lain, karena kita sendiri pun masih
penuh dengan kesalahan dan cacat yang tidak diketahui oleh orang lain.
22. Ada-Ada
- Makna Leksikal
Makna ada-ada menurut Poerwadarminta (1939: 1-2) adalah:
- Serat yang tegak pada daun
- Bagian untuk pegangan pada bulu
- Alat untuk menopang
- Tanda dalam sistem penulisan aksara Jawa
- Memulai melakukan sesuatu yang belum pernah ada
- Pendapat yang pertama kali
- Suluk dalam pertunjukan wayang
Sedangkan makna ada-ada
yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari bilah keris yang berada
di bagian tengah. Dimulai dari arah pangkal keris sampai ujung keris.
- Makna Kultural
Manusia harus berhati-hati di dalam segala tindakannya. Tanpa
kehati-hatian yang dilakukan maka akan menyebabkan kejelekan dan
kecelakaan bagi manusia. Manusia harus berjalan tepat pada jalurnya.
Jalan yang lurus yaitu jalan yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Bahasa Jawa mengenal kata ada-ada sebagai ‘sesuatu gagasan yang baru’. Oleh karena itu, ada-ada
juga dapat dimaknai hendaknya manusia selalu memiliki inisiatif dalam
hidupnya, supaya semakin kreatif dan akhirnya dapat membawa kemajuan
bagi lingkungan sekitar.
23. Warangka
- Makna Leksikal
Makna warangka menurut Poerwadarminta (1939 : 669) adalah:
- Penjara
- Kayu sarung keris dan tombak.
- Makna Kultural
Wrangka ladrang terbuat dari kayu. Istilah kayu diambil dari penggunaan kata bahasa Arab yakni syajaratul yakin (pohon keyakinan), yang mengandung kepastian bahwa hidup itu tidak mati.
24. Ri Cangkring
- Makna Leksikal
Makna ri menurut Poerwadarminta (1939 : 529) adalah:
- Duri yang ada di pohon
- Tulang pada ikan yang tajam-tajam
- Hari
- Adik
Cangkring adalah pohon sebangsa dhadhap yang mempunyai duri (Poerwadarminta, 1939 : 626). Jadi, ri cangkring secara harfiah berarti duri pohon cangkring. Makna ri cangkring yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari warangka berada di samping latha. Berbentuk seperti duri yang keluar dari sisi samping warangka
- Makna Kultural
Ri cangkring berarti pundak (Lumintu, 2004: 25). Manusia
harus mampu memikul semua tanggung jawab yang telah diberikan Tuhan
kepadanya, yaitu sebagai pemimpin di dunia ini. Minimal menjadi pemimpin
bagi diri sendiri.
25. Buntut Urang
- Makna Leksikal
Makna buntut menurut Poerwadarminta (1939: 53) adalah:
- Bagian tubuh hewan lanjutan dari tulang belakang
- Perkara yang menyusul
Sedangkan urang adalah udang. Maka, buntut urang bermakna ekor dari udang. Selain itu, Poerwadarminta juga menyebutkan bahwa buntut-urang memiliki arti berupa rambut yang berada di tengkuk (1939: 53). Makna buntut urang yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ganja yang berada paling ujung belakang.
- Makna kultural
Buntut urang bermakna kita harus mengikuti nasihat guru.
Manusia yang sedang menuntut ilmu hendaknya selalu mengikuti nasihat
guru dan patuh kepadanya. Sebab, apapun yang dikatakan oleh guru pasti
untuk kebaikan sang murid. Jadi, jika ingin sukses maka patuh pada
nasihat guru harus dilaksanakan.
26. Gulu Meled
- Makna Leksikal
Makna gulu menurut Poerwadarminta (1939 : 154) adalah:
- Bagian badan manusia antara kepala dan tubuh
- Bagian yang mengecil untuk kendi, botol, dan lain sebagainya
- Laras bilah gamelan yang kedua
Sedangkan meled bermakna keluar lidahnya (Poerwadarminta, 1939 : 301). Jadi, gulu meled dapat diartika sebagai leher yang menjulur keluar. Makna gulu meled yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari ganja yang berada di belakang sirah cecak sebelum bagian yang menggembung di bagian tengah ganja.
- Makna Kultural
Gulu meled secara harfiah bermakna leher yang atau leher terjulur yang memanjang. Istilah lain dalam bahasa Jawa adalah manglung ‘menunduk’ (Poerwadarminta, 1939 : 294). Hal ini senada dengan ungkapan dalam dunia pewayangan yang berbunyi : “nganglungaken jangga, nilingaken karna“.
Kurang lebih bermakna leher memanjang (menunduk) telinga dipasang. Hal
ini berarti seseorang yang melakukan itu sedang benar-benar meperhatikan
lawan bicaranya. Gulu meled memberikan kita contoh bahwa
sebagai seorang manusia kita harus dapat mendengarkan pendapat orang
lain, dan menghargai pendapat yang berbeda dengan kita.
27. Kembang Kacang
- Makna Leksikal
Makna kembang menurut Poerwadarminta (1939 : 205) adalah
calon buah yang umumnya mempunyai lembaran, tangkai sari, bakal buah,
serta indah bentuknya. Sedangkan kacang adalah salah satu jenis
tumbuhan yang buahnya ada yang di dalam tanah juga ada yang menggantung
berjulur-julur panjang berwarna hijau. Jadi, kembang kacang dapat diartikan sebagai bunga dari tumbuhan kacang. Makna kembang kacang yang berkaitan dengan keris adalah bagian keris yang berada pada gandhik yang berbentuk seperti belalai gajah, berada di atas lambe gajah.
- Makna kultural
Kembang kacang yang akan menjadi buah pasti merunduk, lalu putiknya
menjadi isi. Ilmu perkerisan mengartikan sebagai manusia yang memiliki
ilmu lebih tidak akan berlaku sombong, malah akan selalu menunduk.
28. Lambe Gajah
- Makna Leksikal
Makna lambe menurut Poerwadarminta (1939 : 258) adalah:
- Tepi dari mulut
- Tepi dari cangkir, piring dan sebagainya
- Tepi dari jurang, perahu, sumur, dan sebagainya
- Perkataan, sedangkan gajah adalah hewan yang memiliki belalai dan gading
Lambe gajah secara harfiah berarti bibir dari gajah. Makna lambe gajah yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari keris yang berada di gandhik di sebelah bawah kembang kacang. Wujudnya berupa tonjolan seperti bibir. Beberapa keris ada yang memilikinya lebih dari satu buah.
- Makna Kultural
Lambe gajah adalah untuk berbicara. Maka dalam arti
perkerisan,manusia diharapkan berhati-hati dalam berbicara dan
mengeluarkan tutur kata. Kata-kata yang keluar tidak dengan
pertimbangan, dapat menyebabkan suatu hubungan di antara sesama manusia
menjadi tidak baik. Maka sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia
untuk menjaga semua perkataannya, dalam rangka memayu hayuning bawana, menjaga keseimbangan dunia.
29. Sirah Cecak
- Makna Leksikal
Makna sirah menurut Poerwadarminta (1939 : 565) adalah:
- Kepala
- Alat bantu hitung untuk manusia
- Sumber air yang besar,
sedangkan cecak adalah:
- Hewan sebangsa tokek tetapi kecil
- Titik
- Bentuk diakritik dalam sistem penulisan aksara Jawa (Poerwadarminta, 1939 : 636).
Sirah cecak secara harfiah berarti kepala cicak. Makna sirah cecak yang berkaitan dengan keris adalah bagian paling depan dari sebuah ganja. Jika dilihat dari arah pesi, terlihat seperti kepala cicak. Dunia perkerisan Jawa juga mengenal istilah lain dari sirah cecak yang mengacu pada referen yang sama yaitu endhas cecak.
- Makna Kultural
Sirah cecak melambangkan kepala. Kepala adalah tempat
berfikir bagi manusia. Seorang manusia yang baik hendaknya suka
menggunakan pikirnya untuk menyelesaikan masalah. Suka belajar, dan
menerima ilmu atau petuah-petuah.
30. Tikel Alis
- Makna Leksikal
Makna tikel menurut Poerwadarminta (1939 : 605) adalah:
- Patah
- Tekuk
- Rangkap,
sedangkan alis adalah rambut di atas mata (Poerwadarminta, 1939 : 7). Tikel alis sendiri, menurut Poerwadarminta adalah alis yang bertemu (1939 : 605). Makna tikel alis yang berkaitan dengan keris adalah bagian dari keris yang terletak di atas blumbangan di depan sogokan yang berwujud alur pendek.
- Makna Kultural
Tikel alis berarti alis yang bertemu. Suatu pertanda orang
yang sedang berpikir atau sedang keheranan. Hal ini bermakna bahwa
manusia harus selalu bersikap penuh tanda tanya terhadap segala sesuatu.
Artinya selalu bersikap waspada.
31. Sebit Lontar
- Makna Leksikal
Makna sebit menurut Poerwadarminta (1939 : 551) adalah robek. Sedangkan lontar adalah daun tal yang pada waktu dahulu digunakan sebagai media untuk menulis (Poerwadarminta, 1939 : 282). Jadi, sebit lontar secara harfiah bermakna robekan daun tal. Makna sebit lontar yang berkaitan dengan keris adalah bagian ganja yang melandai ke bawah di bagian ekor.
- Makna Kultural
Sebit lontar berbentuk melingkar menurun ke bawah. Seperti
air yang memancur. Hal ini bermakna manusia yang baik adalah manusia
yang selalu mengamalkan ilmunya kepada orang lain. Jika ada kesulitan di
pihak lain, maka kita bersedia untuk menolongnya sesuai dengan
kemampuan kita.
32. Pamor
- Makna Leksikal
Pamor adalah :
- Campuran, hal bercampur, bercampur jadi satu
- Logam putih yang ditempa pada pada keris, tombak dan sebagainya yang berwujud motif bermacam-macam (Poerwadarminta, 1939 : 462).
- Makna kultural
Secara kultural makna pamor disesuaikan dengan nama pamor
tersebut. Seperti contoh pamor yang sering keluar di dalam sebilah keris
adalah pamor wos wutah. Pamor Pamor wos wutah melambangkan kesejahteraan dalam hal keduniaan. Seorang pemilik keris diharapkan ketika memiliki keris dengan pamor wos wutah, maka kehidupannya akan tercukupi semua.
Mungkin cukup itu ilmu yang dapat saya bagikan untuk kali ini mengenai bagian-bagian keris serta filosofinya. jika ada kurang lebihnya saya mohon maaf.
0 comments: